buat
Bapak
Dua
puluh tahun kemudian
sesosok
pria renta
dengan
kerutan pada wajahnya,
tanpa
kupu,
dan
tanpa bunga,
duduk
di teras rumahnya.
Tak
ada lagi anak kecil
yang
ditemaninya
mengejar
kupu kuning
di
antara para bunga,
hanya
pria hampir dewasa,
dengan
cinta pada dua tangannya
dan
sepasang mata,
redup memandang dunia.
(Ah,
Bapak, kenapa kita
akhirnya
jadi tua juga?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar